218989802-1-Klor-Brom-Dan-Iod

February 22, 2018 | Author: Wieliyani Ari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

klor...

Description

I. II. III.

IV.

JUDUL PERCOBAAN : Klor Brom Iod TANGGAL PERCOBAAN : Selasa, 8 Oktober 2013 TUJUAN : 1. Mengetahui sifat-sifat klor, brom, iod, dan senyawanya 2. Mengidentifikasi klor, brom, iod, dan senyawanya 3. Mengetahui cara pembuatan klor, brom, dan iod DASAR TEORI : Unsur halogen adalah unsur nonlogam yang reaktif. Halogen terdiri dari unsur Fluor, Klor, Brom, Iod dan Astatin. Secara umum, unsur halogen bersifat toksik dan sangat reaktif. Toksisitas dan reaktivitas halogen menurun dari fluor sampai iod. Dalam satu golongan, dari fluor sampai iod jari-jari atom meningkat. Akibatnya, interaksi antar atom semakin kuat sehingga titik didih dan titik leleh pun meningkat. Dalam keadaan standar, fluor adalah gas berwarna hijau pucat, brom adalah cairan berwarna merah kecoklatan dan iod adalah padatan berwarna ungu kehitaman. 1. Klor Klor dalah unsur kimia dengan simbol Cl bernomor atom 17. Dalam tabel periodik unsur, klor termasuk kelompok halogen atau golongan VII A. Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan untuk oksidan, pemutih atau desinfektan. Di alam, klor banyak ditemukan hanya dalam keadaan bersenyawa terutama dengan natrium sebagai garam (NaCl). Namun klor dapat diperoleh melalui elektrolisis dan oksidasi senyawanya. Contohnya yaitu : 2NaCl + 2H2O 2NaOH + Cl2 + 2H2 Elekrolisis 2NaCl 2Na + Cl2 MnO2 + 2NaCl + 2H2SO4  Na2SO4 + MnSO4 + 2H2O + Cl2 Elekrolisis Kegunaan Klor digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari. Klor digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman hampir di seluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecil punsudah terklorinasi. Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antseptik, insektisida, makanan, pelarut, cat, plastik,dan banyak produk lainnya.Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan, dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan ekstraksi brom.Kimia organik sangat membutuhkan klor, baik sebagai zat oksidator maupun sebagai subtitusi,karena banyak sifat yang sesuai

dengan yang diharapkan dalam senyawa organik ketika klor mensubtitusi hidrogen, seperti dalam salah satu bentuk karet sintetis. 2. Brom Brom dalah unsur kimia yang memiliki symbol Br dengan nomor atom 35. Unsur dari deret kimia halogen ini berbentuk cairan pada suhu kamar, mudah menguap dan memiliki reaktivitas diantara klor dan iod. Dalam bentuk ciran, zat ini bersifat korosif terhadap jaringan sel manusia dan uapnya menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokkan. Dalam bentuk gas, bromine bersifat toksik atau racun. Brom mudah larut dalam air dan korbon disulfida, membentuk larutan yang berwarna merah. Brom banyak digunakan sebagai zat tahan api, desinfektan dan pewarna. Berikut merupakan salah satu contoh reaksi pembuatan brom di laboratorium : MnO2 + 2KBr + 2H2SO4  K2SO4 + MnSO4 + 2H2O + Br2 Kegunaan Brom digunakan untuk desinfektan, zat tahan api, senyawa pemurni air, pewarna,obat, pembersih sanitasi, bromida anorganik untuk fotografi dan lain-lain. Bromida organik jugasama pentingnya. 3. Iod Iod merupakan padatan mengkilap berwarna ungu kehitaman yang memiliki nomor atom 53. Dapat menguap pada suhu kamar dan membetuk gas berwarna ungu kehitaman yang berbau menyengat . Di alam, iod ditemukan dalam air laut dan garam chili. Unsure halogen ini larut dalam CHCl3, CCl4 dan CS2 tetapi sedikit larut dalam air. Kegunaan Senyawa klor banyak digunakan dalam obat-obatan, pembuatan zat warna, Quartz-Yod untuk bola lampu, NH4I untuk lensa Polaroid, AgI intuk fotografi, Sebagai kelenjar gondok dalam tubuh, dan anti septik. 4. Sifat-sifat Fisik Unsur Halogen Tabel berikut merupakan sifat-sifat fisik dari unsur halogen

5. Sifat-sifat Kimia Daya Pengoksidasi Data potensial reduksi unsur Halogen: F2 + 2e- → 2FCl2 + 2e- → 2ClBr2 + 2e- → 2BrI2 + 2e- → 2I-

Eo= +2,87 Volt Eo= +1,36 Volt Eo= +1,06 Volt Eo= +0,54 Volt

Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akn mudah mengalami reduksi dan disebut oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial reduksi terkecil. Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 > I2 Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > FReduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion iodida paling mudah melepas elektron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat. Reaksi dengan Logam Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam menghasilkan senyawa garam/halida logam. Halida logam yang terbentuk bersifat ionic jika energi ionisasina rendah dan logamnya memiliki biloks rendah. Hampir semua halide bersifat ionik. Contoh Na+ Sedangkan yang bersifat semi ionik adalah AlCl3.Halogen akan bereaksi dengan perak nitrat, raksa (I) nitrat dan timbale asetat membentuk garam ang tidak larut dalam air dan menghasilkan endapan putih. Reaksi dengan air Flourin bereaksi dengan air akan membentuk larutan asam dan oksigen. 2F2 + 2H2O → 4HF +O2 (dalam tempat gelap) Klorin dan bromin bereaksi dengan air membentuk larutan asam halida dan asam oksilhalida. Cl2 + H2O → HClO + HCl Br2 + H2O → HBrO + HBr Iodine tidak dapat larut dalam air sehingga tidak bereaksi. I2 + H2O → (tidak bereaksi) Tetapi I2 larut dalam larutan KI Reaksi dengan Non Logam

Halogen bereaksi dengan non-logam membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain. Contoh : Xe + F2 → XeF2 2Kr + 2F2 → KrF4 2P + 3Cl2 → 2PCl3. 6. Pembuatan Halogen Gas F2 dapat diperoleh dari elektrolisis cairan (bukan larutan) Hidrogen Fluorida yang diberi sejumlah padatan Kalium Fluorida untuk meningkatkan konduktivitas pada temperatur di atas 70°C. Di katoda, ion H+ akan tereduksi menjadi gas H2, sedangkan di anoda, ion F- akan teroksidasi menjadi gas F2. Gas Cl2 dapat di peroleh melalui elektrolisis lelehan NaCl maupun elektrolisis larutan NaCl. Melalui kedua elektrolisis tersebut, ion Cl- akan teroksidasi membentuk gas Cl2 di anoda. Gas Cl2 juga dapat diperoleh melalui proses kloralkali, yaitu elektrolisis larutan NaCl pekat. Reaksi yang terjadi pada elektrolisis brine adalah sebagai berikut : 2 NaCl(aq) + 2 H2O(l) ——> 2 NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g) Pembuatan unsur Klor, Brom, dan Iod di laboratorium, dapat diperoleh melalui reaksi alkali halida (NaCl, NaBr, NaI) dengan asam sulfat pekat yang dipercepat dengan penambahan MnO2 sebagai katalis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaCl(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Cl2(g) MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaBr(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Br2(l) MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaI(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + I2(s) Halida dibedakan menjadi dua kategori, yaitu halida ionik dan halida kovalen. Fluorida dan klorida dari unsur logam, terutama unsur Alkali dan Alkali Tanah (kecuali Berilium) merupakan halida ionik. Sementara, flurida dan klorida dari unsur nonlogam, seperti Belerang dan Fosfat merupakan halida kovalen. Bilangan oksidasi Halogen bervariasi dari -1 hingga +7 (kecuali Fluor). Unsur Fluor yang merupakan unsur dengan keelektronegatifan terbesar di alam, hanya memiliki bilangan oksidasi 0 (F2) dan -1 (fluorida). Halogen dapat bereaksi dengan Hidrogen menghasilkan Hidrogen Halida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : X2(g) + H2(g) ——> 2 HX(g) X : F, Cl, Br, atau I

Reaksi ini (khususnya pada F2 dan Cl2) menimbulkan ledakan hebat (sangat eksotermis). Oleh karena itu, reaksi tersebut jarang digunakan di industri. Sebagai pengganti, hidrogen halida dapat dihasilkan melalui reaksi klorinasi hidrokarbon. Sebagai contoh : C2H6(g) + Cl2(g) ——> C2H5Cl(g) + HCl(g) Di laboratorium, hidrogen halida dapat diperoleh melalui reaksi antara logam halida dengan asam sulfat pekat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : CaF2(s) + H2SO4{aq) ——> 2 HF(g) + CaSO4(s) 2 NaCl(s) + H2SO4(aq) ——-> 2 HCl(g) + Na2SO4(aq) Hidrogen Bromida dan Hidrogen Iodida tidak dapat dihasilkan melalui cara ini, sebab akan terjadi reaksi oksidasi (H2SO4 adalah oksidator kuat) yang V.

menghasilkan Brom dan Iod. ALAT DAN BAHAN : 1. Alat:  Pipet tetes  Corong gelas  Gelas kimia 10 mL  Statip dan klem  Sendok porselen  Pengaduk kaca  Tabung reaksi berpipa samping  Penutup karet  Pipa penghubung  Gelas kimia 250 mL  Kasa asbes 2. Bahan:  SerbuK batu kawi MnO2  Larutan asam klorida pekat 0,1M  Kaporit  Larutan H2SO4 pekat  Larutan NaCl 0,1M  Larutan AgNO3 0,1M  Larutan raksa (1) nitrat 0,1M  Larutan KI 0,1M  Laruttan timbale asetat 0,2M  Lartan amilum,  Larutan KBr  Garam dapur  Kristal KI, KBr  Kertas berwarna  Larutan CS2

VI.

ALUR KERJA : 1. Pembuatan dan Identifikasi gas Cl2 dan Br2 a.

Serbuk batu kawi (MnO2) + beberapa butir NaCl - Dimasukkan ke dalam tabung reaksi + sedikit H2SO4 0,1 M - Diuji dengan kertas saring yang sudah dibasahi dengan KI+amilum di atas mulut tabung - Dipanaskan perlahan - Diamati  Terbentuk gas Cl2  warna kertas saring ungu  bau gas menyengat b.

Serbuk batu kawi (MnO2) + beberapa butir KBr - Dimasukkan ke dalam tabung reaksi + sedikit H2SO4 0,1 M - Diuji dengan kertas saring yang sudah dibasahi dengan KI+amilum di atas mulut tabung - Dipanaskan perlahan - Diamati  Terbentuk gas Br2  warna kertas saring ungu  Bau gas menyengat

2. Sifat-sifat Klor, Brom, Iod, dan Senyawanya a. 1 mL NaCl

1 mL NaCl

-Ditambah beberapa tetes AgNO3 -Ditambah 0,1Mbeberapa tetes HgNO3 0,1M

Endapan putih AgCl 1 mL NaCl

Endapan putih HgCl

-Ditambah beberapa tetes Pb(CH3COO)2 0,1M 1 mL KBr 1 mL KBr b. Endapan putih PbCl2 -Ditambah beberapa tetes AgNO3 -Ditambah 0,1M beberapa tetes HgNO3 0,1M

Endapan putih AgBr

Endapan putih HgBr

1 mL KBr -Ditambah beberapa tetes Pb(CH3COO)2 0,1M

Endapan putih PbBr2

3. Sifat-sifat Klor, Brom, Iod, dan Senyawanya Kaporit (Ca(OCl)2) - Dilarutkan - Dimasukkan ke dalam gelas kimia - disaring

Filtrat

Residu

- Dibagi dalam 2 tabung

Tabung 2 Tabung 1 + beberapa tetes HCl 0,1 M - dimasuki sehelai kertas berwarna dimasuki sehelai kertas berwarna - dibiarkan di udara terbuka - dibiarkan di udara terbuka - diamati - diamati perubahan warnanya Warna kertas memudar Warna kertas memudar dengandan perlahan 4. Pembuatan Identifikasi HCl, HBr, dan HI lebih cepat a.

1 sendok teh NaCl - Dimasukkan dalam tabung reaksi A - Diletakkan kertas saring yang ditetesi KI + amilum pada mulut tabung A - Tabung A Dihubungkan Pada tabung B yang berisi sedikit air dan kertas lakmus + sedikit H2SO4 pekat - Tabung reaksi A di tutup dengan karet penutup Terbentuk gas HCl, kertas saring ungu, lakmus - Dipanaskan dengan hati-hati (biru→merah, merah→merah) - Diperhatikan gas yang keluar

b.

c.

1 sendok teh KBr - Dimasukkan dalam tabung reaksi A - Diletakkan kertas saring yang ditetesi KI + amilum pada mulut tabung A - Tabung A Dihubungkan Pada tabung B yang berisi sedikit air dan kertas lakmus + sedikit H2SO4 pekat - Tabung reaksi A di tutup dengan karet penutup Terbentuk gas Br2, kertas saring ungu, lakmus - Dipanaskan dengan hati-hati (biru→biru, merah→merah) - Diperhatikan gas yang keluar

1 sendok teh KI Dimasukkan dalam tabung reaksi A Diletakkan kertas saring yang ditetesi KI + amilum pada mulut tabung A Tabung A Dihubungkan Pada tabung B yang berisi sedikit air dan kertas lakmus + sedikit H2SO4 pekat Tabung reaksi A di tutup dengan karet penutup Dipanaskan dengan hati-hati Diperhatikan gas yang keluar

Terbentuk gas I2, kertas saring ungu, lakmus (biru→merah, merah→merah)

5. Reaksi pendesakan halogen 1 mL NaCl - Dialiri gas klor + larutan CS2 Diamati Larutan tidak

1 mL KBr

1 mL KI

- Dialiri gas klor + larutan CS2 -Larutan Diamatiberwarna

- Dialiri gas klor + larutan CS2 -Larutan Diamatiberwarna

berwarna, Terbentuk kekuningan, 2 lapisan terbentuk 2 lapisan 6. Kelarutan I2 dalam pelarut-pelarut

coklat, terbentuk 2 lapisan

I2 (s) + air - Diperhatikan kelarutannya dan Larut sebagian, amati warnanya Larutan berwarna kekuningan

I2 (s) + larutan KI - Diperhatikan kelarutannya dan Larutan sempurna, warnanya larutanamati berwarna coklat

I2 (s) + larutan HCl pekat - Diperhatikan kelarutannya dan Larutan sebagian, amati warnanya larutan berwarna kekuningan +

VII.

HASIL PENGAMATAN VIII. N XV. 1

IX. XVI.

:

Alur Kerja

X.

Hasil Pengamatan

Pembuatan dan Identifikasi - Serbuk MnO2: hitam - NaCl padat: putih Gas Cl2 dan Gas Br2 - Larutan H2SO4: tidak

XVII. Seujung sendok batu kawi + beberapa butir NaClberwarna XVIII. - Larutan KI: tidak berwarna XIX. - Amilum: tidak berwarna XX. - MnO2 + NaCl + H2SO4: -Ditambah H2SO4 0,1 M XXI. larutan berwarna hitam XXII. Larutan - Setelah dipanaskan: keluar gas XXIII. Cl2 yang berbau menyengat XXIV.yang telah dibasahi larutan KI dan amilum Diletakkan kertas saring - Kertas saring menjadi ungu XXV. Dipanaskan secara perlahan kehitaman XXVI. XXVII. LXIV. XXVIII. LXV. XXIX. LXVI. Gas XXX. LXVII. XXXI. LXVIII. -Diamati XXXII. LXIX. XXXIII. LXX. Perubahan pada kertas saring XXXIV. LXXI. XXXV. LXXII. XXXVI. - KBr padat: putih - MnO2 + KBr + H2SO4: larutan XXXVII.

XI. LXXIV.

Dugaan/ Reaksi MnO2(s) + 2NaCl(s) + 2H2SO4(aq) 

dapat dibuat

Na2SO4(aq) +

dengan

MnSO4(aq) + H2O(l)

mereaksikan

+ Cl2(g)

garam klorida

LXXV. LXXVI.

XII. XIII. Kesimpulan XIV. XCIV. Gas Cl2

2KI(aq) + Cl2(g)

dengan

 I2(aq) + 2KCl(aq)

MnO2 dan

LXXVII.

H2SO4

LXXVIII.

disertai

LXXIX.

dengan

LXXX.

pemanasan.

LXXXI.

XCV. Gas Cl2

LXXXII.

yang

LXXXIII.

terbentuk

LXXXIV.

dapat

LXXXV.

diidentifikas

LXXXVI.

i dari warna

XXXVIII. berwarna hitam - Setelah dipanaskan: keluar gas XXXIX. XL. Br2 Kertas saring menjadi XLI. ungu kehitaman Seujung sendok batu kawi + beberapa butir KBr XLII. LXXIII. XLIII. XLIV. -Ditambah H2SO4 0,1 M XLV. XLVI. Larutan XLVII. XLVIII. Diletakkan kertas saring yang telah dibasahi larutan KI dan amilum XLIX. Dipanaskan secara perlahan L. LI. LII. LIII. Gas LIV. LV. LVI. -Diamati LVII. LVIII. pada kertas saring Perubahan LIX. LX. LXI. LXII. LXIII.

LXXXVII.

dan bau gas

LXXXVIII.

yang

LXXXIX.

menyengat

XC.

serta

MnO2(s) + 2KBr(s) +

2H2SO4(aq)  K2SO4(aq) +

berubahnya

MnSO4(aq) + H2O(l) + Br2(g)

warna kertas

XCI.

saring

XCII. 2KI(aq) + Br2(g) 

menjadi

I2(aq) + 2KCl(aq)

ungu kehitaman

XCIII.

akibat dari oksidasi larutan KI oleh gas yang dihasilkan XCVI. XCVII. XCVIII. XCIX. Gas Br2 dapat dibuat dengan

mereaksikan garam klorida dengan MnO2 dan H2SO4 disertai dengan pemanasan. C.

Gas Br2 yang terbentuk dapat diidentifikas i dari warna dan bau gas yang menyengat serta berubahnya warna kertas saring

menjadi ungu kehitaman akibat dari oksidasi larutan KI oleh gas yang dihasilkan CI. CII. CIII. CIV. CVI. CVII. Sifat Klor, Brom, Iod, dan 2 Senyawanya CVIII. 1 mL NaCl CIX. CX. CXI. -Ditambah beberapa tetes AgNO3 0,1M CXII. CXIII. Endapan CXIV. putih AgCl CXV.

- Larutan NaCl: tidak berwarna - Larutan AgNO3: tidak berwarna - Larutan HgNO3: tidak berwarna - Larutan Pb(CH3COO)2: tidak berwarna CLXXI. - NaCl + AgNO3: endapan putih CLXXII.

CLXXXVI.

NaCl(aq) +

CV. CCXVI.

Senyawa

AgNO3(aq)  NaNO3(aq) +

Klor dapat

AgCl(s) CLXXXVII. NaCl(aq) + CLXXXVIII.

bereaksi

HgNO3(aq)  NaNO3(aq) + HgCl(s) CLXXXIX. CXC. 2NaCl (aq) +

dengan senyawa logam seperti AgNO3,

CXVI. - NaCl + HgNO3: endapan putih CXVII. (+) CXVIII. CLXXIII. NaCl + Pb(CH3COO)2: CXIX. 1 mL NaCl CXX. endapan putih (++) CXXI. CLXXIV. -Ditambah beberapa tetes HgNO3 0,1M CXXII. CLXXV. CXXIII. CLXXVI. CXXIV. putih HgCl Endapan CLXXVII. CXXV. CLXXVIII. CXXVI. CLXXIX. CXXVII. CLXXX. CXXVIII. CLXXXI. 1 mL NaCl CXXIX. CLXXXII. CXXX. - Larutan KBr: tidak berwarna -Ditambah beberapa - Larutan AgNO3: tidak CXXXI. tetes Pb(CH3COO)2 0,1M CXXXII. berwarna CXXXIII. - Larutan HgNO3: tidak Endapan putih PbCl2 CXXXIV. berwarna CXXXV. - Larutan Pb(CH3COO)2: tidak CXXXVI. berwarna CXXXVII. CLXXXIII. CXXXVIII. - KBr + AgNO3: endapan putih CXXXIX. CLXXXIV. CXL. - KBr+ HgNO3: endapan putih 1 mL KBr CLXXXV. CXLI. - KBr + Pb(CH3COO)2: CXLII. 1 mL KBr -Ditambah beberapa tetes AgNO3 0,1M CXLIII. -Ditambah -Ditambah beberapa beberapa tetes tetes Pb(CH3COO)2 HgNO3 0,1M 0,1M Endapan putih AgBr Endapan Endapan putih putih PbBr2 HgBr

Pb(CH3COO)2(aq) 

HgNO3, dan

2(CH3COO)Na(aq) +

Pb(CH3COO

PbCl2(s)

)2

CXCI. CXCII. CXCIII. CXCIV. CXCV. CXCVI. CXCVII. CXCVIII. CXCIX. CC. CCI. CCII. CCIII. CCIV. CCV. CCVI. CCVII. CCVIII. CCIX. CCX. KBr(aq) + AgNO3(aq)

membentuk

 KNO3(aq) + AgBr(s) CCXI. CCXII. KBr(aq) + HgNO3(aq)  KNO3(aq) + HgBr(s)

endapan putih AgCl, HgCl, dan PbCl2 CCXVII. CCXVIII. CCXIX. CCXX. CCXXI. CCXXII. CCXXIII. CCXXIV. CCXXV. CCXXVI. CCXXVII. CCXXVIII. CCXXIX. CCXXX. CCXXXI. CCXXXII. CCXXXIII. CCXXXIV.

CXLIV. CXLV. CXLVI. CXLVII. CXLVIII. CXLIX. CL. CLI. CLII. CLIII. CLIV. CLV. CLVI. CLVII. CLVIII. CLIX. CLX. CLXI. CLXII. CLXIII. CLXIV. CLXV. CLXVI. CLXVII. CLXVIII. CLXIX. CLXX. CCXLI. CCXLII. Sifat-sifat Klor dan

endapan kristalin putih

CCXIII. CCXIV.

2KBr (aq) +

Pb(CH3COO)2(aq)  2(CH3COO)K(aq) + PbBr2(s) CCXV.

CCXXXV. CCXXXVI. CCXXXVII. CCXXXVIII. CCXXXIX.

S

enyawa Brom dapat bereaksi dengan senyawa logam seperti AgNO3, HgNO3, dan Pb(CH3COO )2 membentuk endapan putih AgBr, HgBr, dan PbBr2

- Kaporit: putih

CCLXXVII.

Ca(OCl)2(

CCXL. CCLXXX. Senyawa

3

Senyawanya

- Larutan kaporit: keruh - Filtrat: tidak berwarna - Residu: endapan putih CCLXXIV. - Filtrat + kertas berwarna:

CCXLIII. CCXLIV. Larutan kaporit (Ca(OCl)2) CCXLV. CCXLVI. -Disaring warna kertas pudar CCXLVII. CCLXXV. CCXLVIII. - Filtrat+ HCl: tidak berwarna Filtrat CCXLIX. CCLXXVI. - Filtrat + kertas berwarna: CCL. -Dibagi 2 CCLI. warna kertas pudar CCLII. CCLIII. CCLIV. Tabung 1 Tabung 2 CCLV. CCLVI. -Ditambah beberapa -Dicelupkan kertas CCLVII. tetes HCl 0,1M berwarna CCLVIII. CCLIX. -Dicelupkan kertas CCLX. berwarna CCLXI. CCLXII. CCLXIII. CCLXIV. CCLXV. Warna kertas Warna kertas CCLXVI. pudar pudar CCLXVII. CCLXVIII. CCLXIX.

aq) + 2 H2O(l) 

klor yang

2HOCl(aq) + Ca

berupa

(OH)2(s)

kaporit

CCLXXVIII.

dapat

CCLXXIX. HOCl(aq) + HCl(aq)  Cl2(g) + H2O(l)

bereaksi dengan air membentuk endapan putih Ca(OH)2 larutan HOCl yang tidak berwarna. CCLXXXI. arutan tersebut dapat berfungsi sebagai pemutih terbukti

L

CCLXX. CCLXXI. CCLXXII. CCLXXIII. CCLXXXII. CCLXXXIII. Pembuatan dan 4 identifikasi gas HCl, HBr, dan HI

dengan memudarnya kertas - NaCl padat: putih - Larutan KI: tidak berwarna - Amilum: tidak berwarna - H2SO4 pekat: tidak berwarna CCCLXXVII. - NaCl + H2SO4 + panas: keluar

CCLXXXIV. 1 sendok kecil NaCl CCLXXXV. asap putih yaitu gas Cl2 CCLXXXVI. Kertas lakmus biru menjadi masukkan kedalam tabung A CCLXXXVII. etakkan kertas saring yang sudah dibasahi dengan KI dan amilum merah CCLXXXVIII. hubungkan pada tabung B yang berisi air dan kertas-lakmus Kertas lakmus merah tetap CCLXXXIX. ambah H2SO4 pekatCCXC. merah panaskan - Kertas saring tetap putih CCXCI. CCCLXXVIII. amati CCXCII. CCCLXXIX. CCXCIII. CCCLXXX. CCXCIV. CCCLXXXI. CCXCV. CCCLXXXII. CCXCVI. CCCLXXXIII. CCXCVII. CCCLXXXIV. CCXCVIII. CCCLXXXV. CCXCIX. CCCLXXXVI. CCC. CCCLXXXVII. CCCI. CCCLXXXVIII. CCCII. Perubahan pada kertas saring dan lakmus

CDI.

2NaCl(s) +

warna. CDLX.Gas HCl

H2SO4(aq) 

dapat dibuat

2HCl(g) +

dengan

Na2SO4(aq)

mereaksikan

CDII. CDIII. CDIV. CDV. CDVI. CDVII. CDVIII. CDIX. CDX. CDXI. CDXII. CDXIII. CDXIV. CDXV. CDXVI. CDXVII. CDXVIII. CDXIX.

garam klorida dengan H2SO4 pekat dan disertai dengan pemanasan. Gas hidrogen klorida yang terbentuk dapat diidentifikas i dengan

CCCIII. - KBr padat: putih - Larutan KI: tidak berwarna CCCIV. - Amilum: tidak berwarna CCCV. - H2SO4 pekat: tidak berwarna CCCVI. CCCLXXXIX. CCCVII. - KBr + H2SO4 + panas: keluar CCCVIII. asap putih yaitu gas Br2 CCCIX. - Kertas lakmus biru menjadi CCCX. sedikit merah CCCXI. - Kertas lakmus merah tetap CCCXII. CCCXIII. merah - Kertas saring menjadi ungu CCCXIV. 1 sendok kecil KBr CCCXV. kehitaman CCCXVI. masukkan kedalam tabung A CCCXVII. CCCXC. letakkan kertas saring yang sudah dibasahi dengan KI dan amilum CCCXVIII. CCCXCI. hubungkan pada tabung B yang berisi air dan kertas lakmus CCCXIX. CCCXCII. tambah H2SO4 pekat CCCXX. CCCXCIII. panaskan CCCXXI. CCCXCIV. amati CCCXXII. CCCXCV. CCCXXIII. CCCXCVI. CCCXXIV. CCCXCVII. CCCXXV. CCCXCVIII. CCCXXVI. - KI padat: putih CCCXXVII. - Larutan KI: tidak berwarna - Amilum: tidak berwarna CCCXXVIII. - H2SO4 pekat: tidak berwarna CCCXXIX. CCCXCIX. CCCXXX. - KI + H2SO4 + panas: keluar Perubahan pada kertas saring dan lakmus

CDXX. CDXXI. CDXXII. CDXXIII. CDXXIV. CDXXV. CDXXVI. CDXXVII. CDXXVIII. CDXXIX. CDXXX. CDXXXI. CDXXXII. KBr(s) +

memerahnya

H2SO4(l)  HBr(g) +

asam.

KHSO4(aq) CDXXXIII. CDXXXIV.2KBr(s) + 2H2SO4(l)  Br2(g) + SO2(g) + K2SO4(aq) + 2H2O(l) CDXXXV. CDXXXVI.

kertas lakmus biru yang menandakan bahwa hidrogen klorida yang terbentuk bersifat CDLXI. CDLXII. CDLXIII. CDLXIV. CDLXV. CDLXVI.

KI(s) +

CDLXVII.

H2SO4(l) → HI(g) +

CDLXVIII.

KHSO4(aq)

CDLXIX. Gas HBr

CDXXXVII. CDXXXVIII.

dapat dibuat dengan

CCCXXXI. asap putih yaitu gas I2 - Kertas lakmus tetap biru CCCXXXII. - Kertas lakmus merah tetap CCCXXXIII. CCCXXXIV. merah - Kertas saring menjadi ungu CCCXXXV. CCCXXXVI. kehitaman CCCXXXVII. CCCXXXVIII. CD. CCCXXXIX. CCCXL. CCCXLI. CCCXLII. CCCXLIII. 1 sendok kecil KI CCCXLIV. CCCXLV. masukkan kedalam CCCXLVI. tabung A letakkan kertas saring yang sudah dibasahi dengan KI dan amilum CCCXLVII. hubungkan pada tabung B yang berisi air dan kertas lakmus CCCXLVIII. tambah H2SO4 pekat CCCXLIX. panaskan CCCL. amati CCCLI. CCCLII. CCCLIII. CCCLIV. CCCLV. CCCLVI. CCCLVII. CCCLVIII.

Perubahan pada kertas saring dan lakmus

CDXXXIX. CDXL. CDXLI. CDXLII. CDXLIII. CDXLIV. CDXLV. CDXLVI. CDXLVII. CDXLVIII. CDXLIX. CDL. CDLI. CDLII. CDLIII. CDLIV. CDLV. CDLVI.

2KI(s) +

mereaksikan garam bromida dengan H2SO4 pekat dan disertai dengan pemanasan. Gas hidrogen bromida yang terbentuk dapat

2H2SO4(l)  I2(g) + SO2(g)

diidentifikas

+ K2SO4(aq) + 2H2O(l) CDLVII. CDLVIII. KI (s) + H2SO4(l)

i dengan

 HI(g) + KHSO4(aq) CDLIX.

memerahnya kertas lakmus biru yang menandakan bahwa

CCCLIX. CCCLX. CCCLXI. CCCLXII. CCCLXIII. CCCLXIV. CCCLXV. CCCLXVI. CCCLXVII. CCCLXVIII. CCCLXIX. CCCLXX. CCCLXXI. CCCLXXII. CCCLXXIII. CCCLXXIV. CCCLXXV. CCCLXXVI.

hidrogen bromida yang terbentuk bersifat asam. sedangkan jika dari reaksi tersebut dihasilkan gas Br2 maka dapat diidentifikas i dengan kertas saring yang berubah menjadi ungu kehitaman. CDLXX.

CDLXXI. Gas HI dapat dibuat dengan mereaksikan garam iodida dengan H2SO4 pekat dan disertai dengan pemanasan. Gas hidrogen iodida yang terbentuk dapat diidentifikas i dengan memerahnya kertas lakmus biru yang

menandakan bahwa hidrogen iodida yang terbentuk bersifat asam. sedangkan jika dari reaksi tersebut dihasilkan gas I2 maka dapat diidentifikas i dengan kertas saring yang berubah menjadi ungu kehitaman.

CDLXXII. CDLXXIII. Sifat Pendesakan 5 Halogen CDLXXIV. 1 mL NaCl CDLXXV. CDLXXVI. CDLXXVII. -Dialirkan gas Cl2 CDLXXVIII. CDLXXIX. Larutan tidak berwarna CDLXXX. CDLXXXI. -Ditambah larutan CS2 CDLXXXII. CDLXXXIII. Larutan tidak berwarna CDLXXXIV. CDLXXXV. CDLXXXVI. CDLXXXVII. CDLXXXVIII. 1 mL KBr CDLXXXIX. CDXC. CDXCI. gas Cl2 -Dialirkan CDXCII. CDXCIII. Larutan tidak berwarna CDXCIV. CDXCV. -Ditambah larutan CS2 CDXCVI. CDXCVII. Larutan tidak berwarna CDXCVIII. CDXCIX.

- Larutan NaCl, KBr, dan KI:

DXXXVI.

tidak berwarna - Gas Cl2: berwarna kekuningan DXXII. - NaCl + Cl2: larutan tidak

CS2(aq)  NaCl(aq) + Cl2(g)

(Cl2) dapat

DXXXVII.

mendesak

DXXXVIII.

anion garam

berwarna DXXIII. - NaCl+ Cl2 + CS2: terbentuk 2

DXXXIX.

halida yang

DXL.

berada

DXLI.

dibawahnya.

DXLII.

Sifat

DXLIII.

pendesakan

DXLIV.

gas klor ini

DXLV.

menyebabka

lapisan DXXIV.

atas: tidak

berwarna DXXV.

bawah: tidak

berwarna

DXLVI.

DXXVI.

Cl(aq) + Cl2(g) +

2KBr(aq) +

DLIX. Gas halogen

n garam

- KBr + Cl2: larutan berwarna

Cl2(g) + CS2(aq)  2KCl(aq) +

halida dapat

kuning DXXVII. - KBr+ Cl2 + CS2: terbentuk 2

Br2(g)

terdistribusi

DXLVII.

kedalam 2

DXLVIII.

fasa yaitu

DXLIX.

fasa berair

DL.

dan fasa

DLI.

organik CS2

lapisan DXXVIII.

atas: tidak

berwarna DXXIX.

bawah:

kuning DXXX.

DLII. DLIII. DLIV.

D. DI. DII. DIII. DIV. DV. DVI. 1 mL KBr DVII. DVIII. -Dialirkan gas Cl2 DIX. DX. DXI. tidak berwarna Larutan DXII. DXIII. -Ditambah larutan CS2 DXIV. DXV. tidak berwarna Larutan DXVI. DXVII. DXVIII. DXIX. DXX. DXXI. DLX. DLXI. Sifat Kelarutan I2 dalam 6 berbagai Pelarut DLXII. 1 butir I2 padat DLXIII. -Dimasukkan kedalam air DLXIV. -Diamati DLXV. Kelarutan

DXXXI. - KI + Cl2: larutan berwarna kecoklatan DXXXII. - KI+ Cl2 + CS2: terbentuk 2

DLV. DLVI. DLVII.

2KI(aq) + Cl2(g)

+ CS2(aq)  2KCl(aq) + I2(g) DLVIII.

lapisan DXXXIII.

atas: coklat

kekuningan DXXXIV.

bawah:

coklat tua DXXXV.

- I2 padat: coklat kehitaman - Larutan KI: tidak berwarna - HCl pekat: tidak berwarna DXCVI. - I2 + air: larut sebagian DXCVII. - Larutan berwarna kuning

DCVII.

I2(s) + H2O(l)

DCXXVI. Kelaruta

tidak bereaksi

n senyawa I2

DCVIII.

dalam

DCIX.

berbagai

DCX.

pelarut tidak

DLXVI. DLXVII. DLXVIII. DLXIX. DLXX. DLXXI. DLXXII. DLXXIII. DLXXIV. DLXXV. 1 butir I2 padat DLXXVI. DLXXVII. -Dimasukkan kedalam air DLXXVIII. -Diamati DLXXIX. DLXXX. Kelarutan DLXXXI. DLXXXII. DLXXXIII. DLXXXIV. DLXXXV. 1 butir I2 padat DLXXXVI. DLXXXVII. -Dimasukkan kedalam air DLXXXVIII. -Diamati DLXXXIX. DXC. Kelarutan DXCI. DXCII. DXCIII.

DXCVIII. - Terdapat I2 yang belum larut DXCIX. DC.

- I2 + KI: larut sempurna - Larutan berwarna coklat DCI. DCII. DCIII. DCIV. DCV.

- I2 + HCl: larut sebagian: - Larutan berwarna kuning(+) - Terdapat I2 yang tidak larut DCVI.

DCXI.

sama, I2

DCXII.

tidak dalam

DCXIII.

air, larut

DCXIV.

sebagian

DCXV.

dalam HCl

DCXVI.

pekat, tetapi

DCXVII.

larut I2(s) + KI(aq) 

DCXVIII.

sempurna dalam KI

KI3(aq) DCXIX. DCXX. DCXXI. DCXXII. DCXXIII. DCXXIV. DCXXV. I2(s) + HCl(aq)  HI(aq) + Cl2(g)

DXCIV. DXCV. DCXXVII. DCXXVIII. DCXXIX. DCXXX. DCXXXI. DCXXXII.

DCXXXIII.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN :

a. Percobaan 1 DCXXXIV.

Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui pembuatan dan

identifikasi gas Cl2 dan Br2. DCXXXV. Pembuatan gas klor dapat dilakukan dengan mereaksikan garam klorida dengan serbuk MnO2 dan H2SO4 yang dipercepat dengan proses pemanasan. Padatan NaCl dicampur dengan serbuk batu kawi MnO2 yang berwarna hitam. Campuran tersebut diteteskan larutan H2SO4 0,1M dan dipanaskan secara perlahan, dengan persamaan reaksi: DCXXXVI. MnO2(s) + 2NaCl(s) + 2H2SO4(aq)  Na2SO4(aq) + MnSO4(aq) + H2O(l) + Cl2(g) DCXXXVII. Dari reaksi ini dihasilkan gas Cl2 yang dapat dikenali dengan baunya yang sangat menyengat, warna gas yang hijau kekuningan. Identifikasi lebih lanjut dengan melihat perubahan pada kertas saring yang telah dibasahi larutan KI dan amilum. Kertas saring yang awalnya tidak berwarna menjadi berwarna ungu kehitaman. Hal ini disebabkan karena adanya reaksi antara gas klor yang dihasilkan dengan larutan KI yang ada pada kertas saring. DCXXXVIII. 2KI(aq) + Cl2(g)  I2(aq) + 2KCl(aq) DCXXXIX. Gas klor mengoksidari I- menjadi I2 yang dapat dilihat dengan indikator amilum sebagai warna ungu kehitaman. DCXL. Sedangkan pembuatan gas brom dapat dilakukan dengan cara yang sama. Garam KBr direaksikan dengan MnO2 dan H2SO4 dibantu dengan pemanasan secara perlahan. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu: DCXLI. MnO2(s) + 2KBr(s) + 2H2SO4(aq)  K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + H2O(l) + Br2(g) DCXLII.Gas Br2 yang dihasilkan dapat diidentifikasi dari warna gas yaitu coklat kemerahan, baunya yang sangat merangsang, serta perubahan pada kertas saring. Kertas saring yang telah dibasahi larutan KI dan amilum berubah menjadi ungu kehitaman disebabkan karena oksidasi I- menjadi I2 oleh gas Br2. Persamaan reaksinya: DCXLIII. DCXLIV.

2KI(aq) + Br2(g)  I2(aq) + 2KCl(aq) Pada reaksi ini menghasilkan kompleks iodin-amilum yang

berwarna ungu kehitaman. b. Percobaan 2 DCXLV. Percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat klor, brom, iod, dan senyawanya. Senyawa klor, brom, dan iod dapat bereaksi dengan senyawa logam seperti AgNO3, HgNO3, dan Pb(CH3COO)2.

DCXLVI.

Senyawa klor yang berupa garamnya seperti NaCl direaksikan

denagn larutan AgNO3. Larutan NaCl yang tidak berwarna ditambah dengan beberapa tetes larutan AgNO3 yang tidak berwarna menghasilkan larutan keruh karena adanya endapan putih AgCl(++) yang berbentuk seperti dadih. Persamaan reaksinya: DCXLVII. NaCl(aq) + AgNO3(aq)  NaNO3(aq) + AgCl(s) DCXLVIII. Endapan AgCl ini tidak larut dalam air dan Asam Nitrat encer tetapi larut dalam NH3 encer dan larutan Kalium Sianida dan Tiosianat. DCXLIX. Sedangkan jika larutan NaCl direaksikan dengan larutan HgNO3 akan menghasilkan larutan keruh karena terdapat endapan HgCl(+) yang juga berwarna putih, endapan ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan endapan AgCl. Persamaan reaksinya: DCL. NaCl(aq) + HgNO3(aq)  NaNO3(aq) + HgCl(s) DCLI. Dan ketika direaksikan dengan larutan Pb(CH3COO)2 akan menghasilkan larutan keruh dengan endapan putih PbCl2 yang juga berwarna putih. Persamaan reaksinya: DCLII. 2NaCl (aq) + Pb(CH3COO)2(aq)  2(CH3COO)Na(aq) + PbCl2(s) DCLIII. Serupa dengan senyawa klor, senyawa brom juga dapat bereaksi dengan larutan yang mengandung logam. Larutan KBr yang tidak berwarna bereaksi dengan larutan AgNO3 yang juga tidak berwarna. Reaksi kedua larutan ini menghasilkan larutan keruh karena adanya endapan AgBr yang berwarna putih. Endapan AgBr ini jika terbentuk banyak maka akan terlihat bahwa warnanya kuning pucat. Persamaan reaksinya: DCLIV. KBr(aq) + AgNO3(aq)  KNO3(aq) + AgBr(s) DCLV. Berbeda dengan endapan AgCl, endapan perak bromida AgBr ini kelarutannya dalam Amonia encer sangat kecil, tetapi mudah larut dalam Amonia pekat. Endapan ini juga larut dalam larutan Kalium Sianida dan Natrium Tiosianat, tetapi tidak larut dalam Asam Nitrat encer. DCLVI. Dengan larutan HgNO3, larutan KBr membentuk larutan keruh dengan endapan putih HgBr, dengan persamaan reaksi: DCLVII. KBr(aq) + HgNO3(aq)  KNO3(aq) + HgBr(s) DCLVIII. Sedangkan dengan larutan Pb-asetat, larutan KBr membentuk endapan kristalin putih PbBr2 yang dapat larut dalam air mendidih. Persamaan reaksinya: DCLIX. 2KBr (aq) + Pb(CH3COO)2(aq)  2(CH3COO)K(aq) + PbBr2(s) DCLX. c. Percobaan 3 DCLXI. Percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat senyawa klor. Salah satu senyawa klor adalah kaporit, Ca(OCl)2 yang dapat digunakan sebagai bahan pembersih dan pemutih karena bersifat oksidatif.

DCLXII.Kaporit yang berwarna putih dilarutkan dalam air menghasilkan larutan berwarna putih yang keruh akibat adanya endapan. Larutan yang terbentuk yaitu HOCl dan endapan Ca(OH)2. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu: DCLXIII. Ca(OCl)2(aq) + 2 H2O(l)  2HOCl(aq) + Ca (OH)2(s) DCLXIV. Larutan disaring sehingga menghasilkan filtrat yang tidak berwarna berupa larutan HOCl. Sifat oksidatif larutan ini dapat diidentifikasi dengan cara memasukkan kertas warna kedalamnya. Warna dari kertas tersebut lama-lam akan memudar. Dan sifat oksidatif larutan HOCl akan meningkat jika ditambahkan dengan HCl 0,1M. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu: DCLXV.HOCl(aq) + HCl(aq)  Cl2(g) + H2O(l) DCLXVI. Penambahan HCl 0,1M menyebabkan timbulnya gelembung gas yaitu gas Cl2. Ketika kedalamnya dicelupkan kertas warna, maka warna kertas tersebut memudar lebih cepat karena adanya gas Cl2. DCLXVII. d. Percobaan 4 DCLXVIII. Percobaan keempat bertujuan untuk mengetahui pembuatan dan identifikasi gas HCl, HBr, dan HI. Gas Hidrogen Halida dapat dibuat dengan mereaksikan garam halidanya dengan H2SO4 pekat dan disertai dengan pemanasan. Gas yang dihasilkan dari reaksi ini diidentifikasi dengan kertas lakmus dan kertas saring yang telah dibasahi larutan KI dan amilum. DCLXIX. Gas Hidrogen klorida dibuat dengan mereaksikan kristal NaCl dengan H2SO4 pekat. NaCl akan terurai dalam suhu kamar, namun penguraian NaCl akan lebih sempurna dengan adanya pemanasan. Persamaan reaksinya: DCLXX. 2NaCl(s) + H2SO4(aq)  2HCl(g) + Na2SO4(aq) DCLXXI. Pada reaksi ini yang dilepaskan adalah gas HCl yang dapat dikenali dari baunya yang begitu menyengat, berupa asap putih yang terdiri dari butiran halus asam klorida. Gas HCl yang terbentuk diidentifikasi dengan kertas lakmus biru yang berubah menjadi merah dan kertas lakmus merah tetap merah. Ini menunjukkan bahwa gas HCl bersifat asam. Gas HCl yang terbentuk dari reaksi dapat dibuktikan dengan kertas saring yang tetap tidak berubah menunjukkan bhwa yang terbentuk adalah gas HCl bukanlah gas Cl2. DCLXXII. Seperti halnya gas HCl, gas HBr juga dibuat denagn cara yang sama. Kristal putih KBr ditambah dengan H2SO4 pekat. Mula-mula terbentuk larutan coklat kemerahan dan asap putih keluar. Persamaan reaksinya: DCLXXIII. KBr (s) + H2SO4(l)  HBr(g) + KHSO4(aq) DCLXXIV. 2KBr(s) + 2H2SO4(l)  Br2(g) + SO2(g) + K2SO4(aq) + 2H2O(l)

DCLXXV.

Dalam reaksi ini, bukan hanya gas HBr yang terbentuk, tapi gas

brom juga terbentuk hal ini dapat dilihat dengan warna uap yang berwarna coklat kemerahan. Gas HBr yang terbentuk dapat diidentifikasi dengan memerahnya kertas lakmus biru yang menunjukkan bahwa HBr bersifat asam. Sedangkan gas Br2 yang juga terbentuk dapat diidentifikasi dengan melihat perubahan pada kertas saring yang telah dibasahi larutan KI dan amilum. Kertas saring menjadi berwarna ungu kehitaman menandakan bahwa gas Br2 yang terbentuk mengoksidasi KI menjadi I2. DCLXXVI. KI(s) + H2SO4(l) → HI(g) + KHSO4(aq) DCLXXVII. Pembentukan dua gas ini disebabkan karena H2SO4 pekat merupakan oksidator kuat sehingga H2SO4 tersebut langsung mengoksidasi KBr menjadi Br2. Namun, jika yang digunakan adalah larutan H3PO4 pekat maka yang dihasilkan hanya gas HBr sesuai dengan persamaan reaksi: DCLXXVIII. KBr(s) + H3PO4(aq)  HBr(g) + KH2PO4(aq) DCLXXIX. Pembuatan gas HI juga dilakukan dengan cara yang sama, kristal KI yang berwarna putih direaksikan dengan H2SO4 pekat. Namun, pada reaksi ini gas hidrogen iodida yang terbentuk sangatlah sedikit yang ditandai dengan asap putih yang sedikit. Gas yang dihasilkan dalam jumlah yang banyak adalah gas I2, sesuai dengan persamaan reaksi: DCLXXX. 2KI(s) + 2H2SO4(l)  I2(g) + SO2(g) + K2SO4(aq) + 2H2O(l) DCLXXXI. KI (s) + H2SO4(l)  HI(g) + KHSO4(aq) DCLXXXII. Gas I2 yang dihasilkan dapat mengubah kertas saring menjadi berwarna ungu kehitaman dengan persamaan reaksi: DCLXXXIII. 2I-(aq) + I2(g)  I2(aq) + 2I-(aq) DCLXXXIV. Oleh karena yang terbentuk adalah gas I2 dan hanya sedikit gas HI yang terbentuk maka kertas lakmus biru tidak mengalami perubahan, tetap berwarna biru. Namun, gas HI murni dapat diperoleh dengan mereaksikan KI dengan Asam Fosfat pekat dengan persamaan reaksi: DCLXXXV. KI(s) + H3PO4(aq)  HI(g) + KH2PO4(aq) DCLXXXVI. e. Percobaan 5 DCLXXXVII. Percobaan kelima bertujuan untuk mengetahui sifat pendesakan gas klor terhadap anion garam halida yang berada dibawahnya. Sifat pendesakan gas klor ini menyebabkan garam halida dapat terdistribusi kedalam 2 fasa yaitu fasa berair dan fasa organik CS2. DCLXXXVIII. Larutan garam halida seperti NaCl yang tidak berwarna, ketika dialiri gas Cl2 tetap tidak berwarna. Gas Cl2 dapat dibuat dengan mereaksikan kaporit dengan HCl pekat sehingga akan menghasilkan gas Cl2 yang berwarna kekuningan.

Gas Cl2 tersebut dialirkan pada larutan NaCl dan tidak terjadi perubahan. Setelah dialiri gas Cl2, diteteskan larutan CS2 dan dikocok sebentar. Persamaan reaksinya: DCLXXXIX. Cl(aq) + Cl2(g) + CS2(aq)  NaCl(aq) + Cl2(g) DCXC. Setelah ditetesi larutan CS2 terbentuk 2 lapisan, lapisan atas tidak berwarna dan lapisan bawah seperti gel yang juga tidak berwarna. Hal ini membuktikan bahwa NaCl juga larut dalam CS2 akibat dari pendesakan gas klor terhadap anion Cl- dalam larutan NaCl. DCXCI. Garam halida yang lain seperti KBr juga menunjukkan hal yang sama. Larutan KBr yang awalnya tidak berwarna berubah menjadi kekuningan setelah dialiri gas klor. Setelah itu, ditetesi larutan CS2 dan dikocok. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu: DCXCII. DCXCIII.

2KBr(aq) + Cl2(g) + CS2(aq)  2KCl(aq) + Br2(g) Reaksi ini menghasilkan campuran dengan 2 lapisan, lapisan

atas tidak berwarna dan lapisan bawah berwarna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa gas klor mendesak ion Br- dalam KBr sehingga dapat larut dalam CS2. DCXCIV. Sedangkan larutan KI yang dialiri gas klor berubah warna dari tidak berwarna menjadi kecoklatan. Dan setelah itu, ditetesi dengan larutan CS2 dan dikocok. Persamaan reaksinya: DCXCV.2KI(aq) + Cl2(g) + CS2(aq)  2KCl(aq) + I2(g) DCXCVI. Setelah bereaksi terbentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna coklat kekuningan sedangkan lapisan bawah berwarna coklat kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa gas klor mendesak ion I- dalam larutan KI sehingga terjadi terdistribusi KI dalam fasa berair dan fasa organik yaitu larutan CS2. DCXCVII. f. Percobaan 6 DCXCVIII. Percobaan keenam bertujuan untuk mengetahui kelarutan I2 dalam berbagai pelarut. I2 padat mempunyai kelarutan yang berbeda dalam berbagai pelarut, ada yang larut sempurna, larut sebagian, bahkan tidak larut sama sekali. DCXCIX. Padatan I2 yang berwarna coklat kehitaman ketika dimasukkan kedalam air akan menghasilkan larutan yang berwarna kekuningan dengan dan terdapat padatan I2 yang tidak larut. Larutan berwarna kuning ini hanya disebabkan karena serbuk-serbuk halus I2 yang telah teroksidasi, bukan karena I2 yang larut, karena pada dasarnya I2 tidak dapat larut dalam air. DCC. I2(s) + H2O(l) tidak bereaksi DCCI. Hal ini disebabkan karena perbedaan kepolaran antara I2 dan air. Air merupakan pelarut polar sedangkan I2 merupakan senyawa non polar sehingga I2 tidak dapat larut didalam air.

DCCII. Sedangkan dalam larutan KI, padatan I2 menunjukkan kelarutan yang berbeda. Padatan I2 larut sempurna dalam larutan KI menghasilkan senyawa polihalida dengan persamaan reaksi: DCCIII. I2(s) + KI(aq)  KI3(aq) DCCIV. Proses pelarutan I2 dalam larutan KI ini terjadi dengan sempurna dan cepat. Semua padatan I2 larut menghasilkan larutan KI3 yang berwarna coklat. DCCV. Sedangkan dalam larutan HCl pekat, padatan I2 larut sebagian dengan persamaan reaksi: DCCVI. I2(s) + HCl(aq)  HI(aq) + Cl2(g) DCCVII. Reaksi ini menghasilkan larutan HI yang berwarna kekuningan(+) dan gas Cl2. Selain larutan HI dan gas Cl2 masih terdapat padatan I2 yang tidak larut dalam HCl pekat, hal ini disebabkan karena perbedaan kepolaran antara HCl dengan I2. HCl merupak senyawa polar sedangan I2 merupakan senyawa nonpolar sehingga I2 sulit laurt dalam HCl. DCCVIII. Sehingga urutan kelarutan I2 dari yang paling baik yaitu dalam pelarut: KI kemudian HCl dan yang terakhir adalah air. DCCIX. DISKUSI DCCX.

Pada percobaan keempat, untuk KBr diperoleh bahwa kertas lakmus

biru menjadi merah, padahal seharusnya kertas lakmus biru tetap biru karena pada reaksi tersebut tidak dihasilkan gas HBr melainkan gas Br2. Hal ini disebabkan karena oksidator yang dipakai adalah oksidator kuat H2SO4 pekat sehingga, KBr langsung teroksidasi seluruhnya menjadi gas Br2. DCCXI. DCCXII. KESIMPULAN DCCXIII. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya: 1. Gas halogen (Cl2, Br2, dan I2) dapat dibuat dengan mereaksikan garam halida dengan H2SO4 dan MnO2 sebagai katalis dan disertai dengan pemanasan. 2. Gas halogen yang terbentuk dapat diidentifikasi dari warna gas, baunya yang menyengat dan dengan berubahnya kertas saring menjadi ungu. 3. Senyawa garam halida dapat bereaksi dengan larutan logam seperti AgNO3, HgNO3, dan Pb-asetat membentuk endapan yang umumnya berwarna putih. 4. Senyawa klor seperti HOCl dapat digunakan sebagai pembersih dan pemutih 5. Gas hidrogen halida dapat dibuat dengan mereaksikan garam halidanya dengan H2SO4 pekat dan disertai dengan pemanasan. Gas hidrogen halida yang terbentuk dapat diidentifikasi dengan memerahnya kertas lakmus biru yang menandakan bahwa hidrogen halida yang terbentuk bersifat asam.

6. Gas halogen (Cl2) dapat mendesak anion garam halida yang berada dibawahnya. Sifat pendesakan gas klor ini menyebabkan garam halida dapat terdistribusi kedalam 2 fasa yaitu fasa berair dan fasa organik CS2. 7. Kelarutan senyawa I2 dalam berbagai pelarut tidak sama, I2 tidak larut dalam air, larut sebagian dalam HCl pekat, dan larut sempurna dalam KI. DCCXIV. DCCXV. DCCXVI. DCCXVII. DCCXVIII. DCCXIX. DCCXX. DCCXXI. JAWABAN PERTANYAAN : 1. Jelaskan pembuatan gas Klor dilaboratorium ? DCCXXII. Jawab : DCCXXIII. Di Laboratorium, kita dapat membuat gas Cl dengan cara mereaksikan padatan NaCl dengan batu kawi (MnO2) serta asam sulfat (H2SO4) pekat sebagai katalisnya. DCCXXIV. Reaksinya : 2NaCl + 2H2SO4+ MnO2  MnSO4 + Na2SO4 + 2H2O+ Cl2 DCCXXV. DCCXXVI. 2. Mengapa digunakan kertas saring yang dibasahi larutan kalium Iodida dan kanji untuk menguji terbentuknya gas klor? DCCXXVII. Jawab: DCCXXVIII. Untuk membuktikan adanya gas Cl2, campuran diuji dengan kertas saring yang telah dibasahi oleh larutan KI dan larutan amilum karena ketika larutan KI bereaksi dengan Cl2 terjadi reaksi pembebasan ion iod atau oksidasi ion I- menjadi I2 oleh Cl2. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. DCCXXIX. DCCXXX.

2I- + Cl2  I2 + 2ClLarutan amilum berfungsi sebagai indikator. Larutan amilum

akan menyebabkan perubahan warna kertas saring menjadi ungu bila amilum bereaksi dengan I2 membentuk kompleks iodin-amilum yang berwarna ungu kehitaman. 3. Sebutkan kegunaan gas Klor dan senyawanya ! Gas klor : a. Klor digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman hampir di seluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecil pun sudah terklorinasi.

b. Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antseptik, insektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk lainnya. c. Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan, dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan ekstraksi brom. d. Kimia organik sangat membutuhkan klor, baik sebagai zat oksidator maupun sebagai subtitusi, karena banyak sifat yang sesuai dengan yang diharapkan dalam senyawa organik ketika klor mensubtitusi hidrogen, seperti dalam salah satu bentuk karet sintetis. e. untuk manufaktur pestisida dan herbisida, misalnya DDT, untuk alat pendingin, obat farmasi, vinyl (pipa PVC) DCCXXXI. Senyawa : DCCXXXII. NaCl dapat digunakan mengawetkan makanan DCCXXXIII. HCl digunakan untuk menetralkan basa dan untuk electroplating DCCXXXIV. NaClO kaporit sebagai serbuk pengelantang DCCXXXV. KClO3 digunakan dalam industri korek api. DCCXXXVI. KCl digunakan untuk pupuk. 4. Tuliskan persamaan reaksi pada semua percobaan ! DCCXXXVII. Jawab : DCCXXXVIII. Percobaan 1 : - H2SO4(aq) + NaCl(s)  HCl(aq) + NaHSO4(aq) 4HCl(aq) + MnO2(s)  MnCl2(aq) + 2H2O+Cl2 DCCXXXIX. DCCXL. - H2SO4(aq) + KBr(s)  HBr(aq) + KHSO4(aq) DCCXLI. 4HBr(aq) + MnO2(s)  MnBr2(aq) + 2H2 DCCXLII. DCCXLIII. Percobaan 2 : - NaCl(aq) + AgNO3(aq)  AgCl(s) + NaNO3(aq) - NaCl(aq) + HgNO3(aq)  HgCl(s) + NaNO3(aq) - 2NaCl(aq) + Pb(CH3COO)  PbCl2(a) + 2CH3COONa. DCCXLIV. - KBr(aq) + AgNO3(aq)  AgBr(s) + KNO3(aq) - KBr(aq) + Hg(NO3)2(aq)  HgBr2(s) + KNO3(aq) - KBr(aq) + Pb(CH3COO)2(aq)  PbBr2(s) + 2CH3COOK DCCXLV. DCCXLVI. Percobaan 3 - Tabung I DCCXLVII. Ca(OCl)2(s) + 2H2O(l)  2HOCl(aq) + Ca(OH)2(aq). - Tabung 2

DCCXLVIII. Ca(OCl)2(s) + 2H2O(l)  2HOCl(aq) + Ca(OH)2(aq). DCCXLIX. HOCl(aq) + HCl(aq)  Cl2(g) + H2O(l) DCCL. DCCLI. Percobaan 4 - 2NaCl(aq) + H2SO4(aq)  Na2SO4(aq) + HCl(g) - 2KBr(aq) + 2H2SO4(aq)  Br2(g) + SO2(aq) + K2SO4(aq) + 2H2O(l) - 2KI(aq) + 2H2SO4(aq)  I2(g) + K2SO4(aq) + 2H2O(l). DCCLII. DCCLIII.Percobaan 5 - NaCl(aq) + Cl2(g)  tidak bereaksi - KBr(aq) + Cl2(g)  Br2(g) + KCl(aq) - KI(aq) + Cl2(g)  I2(g) + 2KCl(aq) DCCLIV. DCCLV. Percobaan 6 - I2 + air  tidak bereaksi - I2 + KI  KI3 (polihalida) I2 + HCl → HI ↓ + Cl2 DCCLVI. 5. Mengapa Iod tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kalium iodida? DCCLVII.Karena air merupakan pelarut yang polar sedangkan pada I2 merupakan molekul non polar yang dapat larut dengan pelarut organik yang memiliki kepolaran yang sangat rendah atau nonpolar. Sedangkan larutan KI merupakan pelarut yang non polar sehingga Iod akan lebih mudah larut didalamnya. 6. Bagaimana endapan yang dihasilkan pada percobaan no 2? DCCLVIII. Jawab : DCCLIX. Percobaan pertama : DCCLX. Tabung I : NaCl + AgNO3 = endapan putih (+ +) DCCLXI. Tabung II : NaCl + HgNO3 = sedikit endapan putih DCCLXII. Tabung III : NaCl + Pb(CH3COO)2 = endapan putih (+) DCCLXIII. Percobaan Kedua DCCLXIV. Tabung I : KBr + AgNO3 = endapan kuning pucat DCCLXV.Tabung II : KBr + HgNO3 = endapan putih DCCLXVI. Tabung III : KBr + Pb(CH3COO)2 = endapan kristalin putih DCCLXVII. DCCLXVIII. 7. Mengapa pada percobaan 4 tidak dihasilkan HBr dan HI? DCCLXIX. Jawab : DCCLXX. Pembuatan asam halida, HBr dan HI tidak menggunakan asam sulfat pekat. Karena asam sulfat ini adalah agen pengoksidasi yang kuat, sehingga jika digunakan akan mengoksidasi HBr menjadi Br2 dan HI menjadi I2. Untuk itu digunakan H3PO4, karena H3PO4 bukan agen pengoksidasi yang kuat. DCCLXXI. DCCLXXII. DAFTAR PUSTAKA

:

DCCLXXIII.

Amaria, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II:

Unsur-unsur golongan utama. Surabaya: Kimia FMIPA Unesa DCCLXXIV. Lee. JD. 1991. Concise Inorganic Chemistry. Fourth Edition. London: Chapman & Hall DCCLXXV. Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganic Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi Kelima. Bagian 1. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka DCCLXXVI. http://kimia485.blogspot.com/2012/01/sifat-fisika-dan-sifatkimia-unsur.html diakses tanggal 14 Oktober 2013 DCCLXXVII. DCCLXXVIII. DCCLXXIX. DCCLXXX. DCCLXXXI. DCCLXXXII. DCCLXXXIII. DCCLXXXIV. DCCLXXXV. DCCLXXXVI. DCCLXXXVII. DCCLXXXVIII. DCCLXXXIX. DCCXC. DCCXCI. DCCXCII. DCCXCIII. LAMPIRAN : DCCXCIV. 1. Pembuatan dan Identifikasi Gas Cl2 dan Br2 a. Pembuatan dan Identifikasi Gas Cl2 DCCXCV. DCCXCVI. DCCXCVII. DCCXCVIII. DCCXCIX. DCCC. DCCCI. DCCCII.

Serbuk Batu Kawi (MnO2)

Serbuk Batu Kawi (MnO2) + NaCl

DCCCIII.

Proses pemanasan

(MnO2) + NaCl + H2SO4

DCCCIV. DCCCV. DCCCVI. DCCCVII. Ditutup dengan kertas

kertas saring berwarna ungu dan larutan bewarna ungu kehitaman

saring yang telah + KI + amilum DCCCVIII.

b. Pembuatan dan Identifikasi Gas Br2 DCCCIX. DCCCX. DCCCXI. DCCCXII. DCCCXIII. Serbuk Batu Kawi

DCCCXIV.(MnO ) + KBr 2

DCCCXV. DCCCXVI.

(MnO2) + KBr + H2SO4

Proses Pemanasan

kertas saring berwarna ungu dan larutan bewarna ungu kehitaman

2. Sifat-sifat Klor, Brom, Iod, dan senyawanya a. Natrium Klorida (NaCl) DCCCXVII. DCCCXVIII. DCCCXIX.

1. NaCl + AgNO3 (Endapan

DCCCXX.

Putih +++) 2. NaCl + HgNO3 (Endapan

DCCCXXI.

b.

Putih +)

Kalium Bromida (KBr) DCCCXXII.

DCCCXXIII. 1. 2.

KBr + AgNO3 (Endapan Kuning Pucat) KBr + HgNO3 (Endapan Putih) 3. KBr + PbCl2 (Endapan Kristalin Putih)

DCCCXXIV. DCCCXXV. DCCCXXVI.

3. Sifat-sifat Klor, Brom, Iod, dan senyawanya DCCCXXVII. DCCCXXVIII. DCCCXXIX. DCCCXXX. DCCCXXXI. DCCCXXXII. Kaporit dilarutkan dengan air

DCCCXXXIII.

Disaring untuk diambil Filtratnya

Filtrat dibagi dalam 2 tabung

DCCCXXXIV. DCCCXXXV. DCCCXXXVI. DCCCXXXVII. DCCCXXXVIII. DCCCXXXIX.

Tb 1 + HCl 0,1M

Tb 1 dan 2 dimasukkan kertas berwarna

4. Identifikasi Gas HCl, HBr, dan HI a. Identifikasi Gas HCl DCCCXL. DCCCXLI. DCCCXLII. DCCCXLIII. DCCCXLIV. Proses Pemanasan, Tb 1 (Air+kertas

DCCCXLV. lakmus) Tb 2 (NaCl + Kertas saring

Kertas saring tetap berwarna putih

yang sudah dibasahi KI+amilum)

Kertas lakmus (biru merah) (merah merah)

DCCCXLVI.

b. Identifikasi Gas HBr DCCCXLVII. DCCCXLVIII. DCCCXLIX. DCCCL. DCCCLI.

Proses Pemanasan, Tb 1 (Air+kertas lakmus) Tb 2 (KBr + Kertas saring yang DCCCLII. sudah dibasahi KI+amilum)

Kertas saring menjadi berwarna ungu

Kertas lakmus (biru merah) (merah merah)

DCCC LIII.

c. Identifikasi Gas HI DCCCLIV. DCCCLV. DCCCLVI. DCCCLVII. DCCCLVIII. Proses Pemanasan, Tb 1 (Air+kertas

DCCCLIX. lakmus) Tb 2 (KI + Kertas saring yang DCCCLX.

sudah dibasahi KI+amilum)

DCCCLXI. DCCCLXII.

Kertas saring menjadi berwarna ungu

Kertas lakmus (biru biru) (merah merah)

5. Sifat Pendesakan Halogen a. NaCl DCCCLXIII. DCCCLXIV. DCCCLXV. DCCCLXVI. DCCCLXVII.

b. KBr DCCCLXVIII. DCCCLXIX. DCCCLXX. DCCCLXXI. DCCCLXXII.

c. KI DCCCLXXIII. DCCCLXXIV. DCCCLXXV. DCCCLXXVI. DCCCLXXVII.

DCCCLXXVIII. 6. Kelarutan I2 Dalam Pelarut DCCCLXXIX. DCCCLXXX.

I2 Padat

(Tb 1 : I2 + HCl) (Tb 2 : I2 + KI) (Tb 3 : I2 + air)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF