HIDROKEL

December 4, 2017 | Author: my account | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download HIDROKEL...

Description

REFERAT HIDROKEL

Pembimbing : Dr. Hengkinarso Sp.U

Disusun oleh : NABIL HARIZ 1102010196 Kepaniteraan Bedah RSUD Pasar Rebo

RSUD PASAR REBO JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 0

BAB I PENDAHULUAN

Istilah hidrokel berasal dari bahasa Yunani, yang berarti pembengkakan yang berisi air (hidro = air, cele = pembengkakan). Saat ini, definisi hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga ini memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh limfatik sekitarnya. Menurut penelitian Samiadji dkk (1992) satu dari sepuluh bayi laki-laki menderita hidrokel. Dan 90 -95% di antaranya, akan menghilang dengan sendirinya dalam tahun pertama kehidupan. Sedangkan pada dewasa, insiden hidrokel didapatkan pada satu dari seratus laki-laki dewasa. Hidrokel yang muncul saat dewasa biasanya terjadi setelah dekade kedua kehidupan. Anderson (2007) mengemukakan bahwa, ada dua tipe hidrokel testis, yaitu tipe primer (idiopatik) dan tipe sekunder (didapat). Pada tipe primer, hidrokel terjadi akibat defek kongenital pada tunika vaginalis testis. Sedangkan untuk tipe sekunder, hidrokel disebabkan oleh iritasi pada tunika vaginalis testis. Jika dilihat dari letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis ada tiga macam hidrokel yaitu, (1) hidrokel komunikan, (2) hidrokel non-komunikan, dan (3) hidrokel funikulus. Pasien dengan hidrokel testis, mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran skrotum dengan perabaan kistik, fluktuasi positif, transiluminasi positif. Untuk membantu menegakkan diagnosa hidrokel, dapat dilakukan usg skrotal-inguinal. Dan bila terdapat hidrokel akan didapatkan gambaran masa kistik mengelilingi testis atau di dalam funikulus. Di kebanyakan senter di Indonesia hidrokel tidak diperbaiki sampai umur 12-18 bulan, karena 90-95% dari semua hidrokel pada bayi dapat menghilang secara spontan pada bulanbulan pertama kehidupan.(Samiadji dkk,1992) Namun, Anderson (2007) mengatakan jika hidrokel tidak menghilang secara spontan,atau makin membesar, dapat dilakukan operasi hidrokelektomi dengan eksisi sesuai cara Winkelman atau Jaboulay, maupun hidrokelektomi dengan plikasi sesuai cara Lord. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. ANATOMI DAN FISIOLOGIS TESTIS Anatomi Testis adalah organ genitalia pria yang terletak terletak dalam scrotum yang menghasilkan spermatozoa dan hormon testosteron. Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4×3×2,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis 1. Permukaan masing-masing testis tertutup oleh lamina visceralis tunica vaginalis, kecuali pada tempat perlekatan epididimis dan funiculus spermaticus, tunica vaginalis ialah sebuah kantong peritoneal yang membungkus testis dan berasal dari processus vaginalis embrional. Lamina parietalis tunica vaginalis berbatasan langsung pada fascia spermatica interna dan lamina visceralis tunica vagina melekat pada testis dan epididimis. Sedikit cairan dalam rongga tunica vaginalis memisahkan lamina visceralis terhadap lamina parietalis dan memungkinkan bergerak secara bebas dalam scrotum. Epididimis adalah gulungan pipa yang berbelit-belit terletak pada permukaan kranial dan permukaan dorsal testis. Testis bagian dalam terbagi atas lobulus yang terdiri dari tubulus seminiferus, sel-sel sertoli, dan sel-sel leyding. Sel-sel leyding mensekresi testosteron. Pada bagian posterior tiap-tiap testis, terdapat duktus melingkar yang disebut epididimis. Bagian kepalanya berhubungan dengan duktus seminiferus (duktus untuk aliran keluar) dari testis, dan bagian ekornya terus melanjut ke vas deferens 1,2. Diluar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada disekitar testis memungkinkan testis dapat digerakan mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil. Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap lobulus terdiriatas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogenia dan sel Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel Leyding. Sel-selspermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makanan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel Leyding atau disebut sel interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi diepididimis setelah mature (dewasa) sel-sel 2

spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah dicampur dengan cairan-cairan dari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat menbentuk cairan semen atau mani 1,2.

Lapisan skrotum: 1. Kulit Berasal dari dinding abdomen 2. Fascia superficialis Berasal dari jaringan lemak bawah kulit fascia superficialis dinding abdomen 3. Fascia spermatica eksterna Berasal dari aponeurosis m. obliquus abdominis eksternus 4. Fascia cremasterica Berasal dari aponeurosis m. obliquus abdominis internus 5. Fascia spermatica interna Berasal dari fascia transversalis 6. Tunika vaginalis 3

Berasal dari peritoneum, terbagi dua menjadi tunica vaginalis visceralis (epiorchium) dan tunica vaginalis parietalis (periorchium) 1,2.

Vaskularisasi dan Inervasi Arteria testicularis berasal dari pars abdominalis aorta, tepat kaudal arteri renalis. Vena-vena meninggalkan testis dan berhubungan dengan plexus pampiniformis yang melepaskan vena testicularis dalam canalis inguinalis. Limfe dari testis disalurkan ke nodi lymphoidei lumbales dan nodi lymphoidei preaortici. Saraf autonom testis berasal dari plexus testicularis sekeliling arteri testicularis. Saraf ini mengandung serabut parasimpatis dari nervus vagus dan serabut simpatis dari segmen medulla spinalis T7. Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu : 1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta. 2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior. 4

3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika. Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus pampiniformis. Pleksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varikokel 1,2. 2. HIDROKEL Definisi Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan diantara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga tersebut memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya 3,4. Etiologi Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat di sebabkan karena: 1. Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis. 2. Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyakit sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis/epididymis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus 3. Hidrokel dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan kapan terjadinya, yaitu 3 : 1. Hidrokel primer Hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus vaginalis. Prosesus vaginalis adalah suatu divertikulum peritoneum embrionik yang melintasi kanalis inguinalis dan membentuk tunika vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan terapi karena dengan sendirinya rongga ini akan menutup dan cairan dalam tunika akan diabsorpsi. 2. Hidrokel sekunder Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang dalam suatu masa dan dianggap sekunder terhadap obstruksi aliran limfe. Dapat disebabkan oleh kelainan testis atau epididimis. Keadaan ini dapat karena radang atau karena suatu proses neoplastik. Radang 5

lapisan mesotel dan tunika vaginalis menyebabkan terjadinya produksi cairan berlebihan yang tidak dapat dibuang keluar dalam jumlah yang cukup oleh saluran limfe dalam lapisan luar tunika. Berdasarkan kejadian3 : 1. Hidrokel akut Biasanya berlangsung dengan cepat dan dapat menyebabkan nyeri. Cairan berwarna kemerahan mengandung protein, fibrin, eritrosit dan sel polimorf. 2. Hidrokel kronis Hidrokel jenis ini hanya menyebabkan peregangan tunika secara perlahan dan walaupun akan menjadi besar dan memberikan rasa berat, jrang menyebabkan nyeri. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu3 : 1. Hidrokel testis (Non-Communicating Hydrocele) Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. 2. Hidrokel funikulus (Hydrocele of the Cord) Kantong hidrokel berada difunikulus yaitu terletak di sebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari 3. Hidrokel komunikan (Communicating Hydrocele) Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen.

Patofisiologi 6

Secara embriologi, prosesus vaginalis merupakan suatu divertikulum yang berasal dari rongga peritoneal yang turun kebawah seperti halnya testis turun kedalam skrotum melalui saluran inguinalis pada umur kehamilan 28 minggu tanpa disertai penutupan pada bayi dan anak5. Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak lahir) ataupun ketidaksempurnaan dari prosesus vaginalis tersebut menyebabkan tidak menutupnya rongga peritoneum dengan prosessus vaginalis. Sehingga terbentuklah rongga antara tunika vaginalis dengan cavum peritoneal dan menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal dari sistem limfatik disekitar 5. Hidrokel cord terjadi ketika processus vaginalis terobliterasi di atas testis sehingga tetap terdapat hubungan dengan peritoneum, dan processus vaginalis mungkin tetap terbuka sejauh batas atas scrotum. Area seperti kantung di dalam canalis inguinalis terisi dengan cairan. Cairan tersebut tidak masuk ke dalam scrotum. Cairan yang seharusnya merupakan keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan limfa. Dan terjadilah penimbunan di tunika vaginalis tersebut. Akibat dari tekanan yang terus-menerus, mengakibatkan Obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus. Terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh darah yang ada di daerah sekitar testis tersebut. Selama perkembangan janin, testis terletak di sebelah bawah ginjal, di dalam rongga peritoneal. Ketika testis turun melalui canalis inguinalis ke dalam scrotum, testis diikuti dengan ekstensi peritoneum dengan bentuk seperti kantung, yang dikenal sebagai processus vaginalis. Setelah testis turun, procesus vaginalis akan terobliterasi dan menjadi fibrous cord tanpa lumen. Ujung distal dari procesus vaginalis menetap sebagai tunika yang melapisi testis, yang dikenal sebagai tunika vaginalis. Normalnya, region inguinal dan scrotum tidak saling berhubungan dengan abdomen5. Organ viscera intraabdominal maupun cairan peritonel seharusnya tidak dapat masuk ke dalam scrotum ataupun canalis inguinalis. Bila procesus vaginalis tidak tertutup, dikenal sebagai persistent patent processus vaginalis peritonei (PPPVP). Bila PPPVP berdiameter kecil dan hanya dapat dilalui oleh cairan, dinamakan sebagai hidrokel komunikan. Bila PPPVP berdiameter besar dan dapat dilalui oleh usus, omentum, atau organ viscera abdomen lainnya, dinamakan sebagai hernia. Banyak teori yang membahas tentang kegagalan penutupan processus vaginalis. Otot polos telah diidentifikasi terdapat pada jaringan PPPVP, dan tidak terdapat pada 7

peritoneum normal. Jumlah otot polos yang ada mungkin berhubungan dengan tingkat patensi processus vaginalis. Sebagai contoh, jumlah otot polos yang lebih besar terdapat pada kantung hernia dibandingkan dengan PPPVP dari hidrokel. Penelitian terus berlanjut untuk menentukan peranan otot polos pada pathogenesis ini. Mekanisme terjadinya PPPVP juga berhubungan dengan adanya peningkatan tekanan intraabdominal. Keadaan apapun yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intraabdominal dapat menghambat atau menunda proses penutupan processus vaginalis. Keadaan tersebut antara lain batuk kronis (seperti pada TB paru), keadaan yang membuat bayi sering mengedan (seperti feses keras), dan tumor intraabdomen. Keadaan tersebut di atas menyebabkan peningkatan risiko terjadinya PPPVP yang dapat berakibat sebagai hidrokel maupun hernia5. Gambaran Klinis Pasien mengeluh adanya benjolan di skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisis didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi. Menurut letak kantong hidrokel, yaitu3,5:  Hidrokel testis Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.  Hidrokel funikulus Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasi testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel. Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.  Hidrokel komunikan Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel. 8

Diagnosis a. Pemeriksaan Fisik Lakukan pemeriksaan pada posisi berbaring dan berdiri. Jika pada posisi berdiri tonjolan tampak jelas, baringkan pasien pada posisi supine. Bila terdapat resolusi pada tonjolan (dapat mengecil), harus dipikirkan kemungkinan hidrokel komunikan atau hernia 5. Bila tonjolan tidak terlihat, lakukan valsava maneuver untuk meningkatkan tekanan intraabdominal. Pada anak yang lebih besar, dapat dilakukan dengan menyuruh pasien meniup balon, atau batuk. Pada bayi, dapat dilakukan dengan memberikan tekanan pada abdomen (palpasi dalam) atau dengan menahan kedua tangan bayi diatas kepalanya sehingga bayi akan memberontak sehingga akan menimbulkan tonjolan5. Pemeriksaan transiluminasi pada scrotum menunjukkan cairan dalam tunika vaginalis mengarah pada hidrokel. Namun, tes ini tidak sepenuhnya menyingkirkan hernia5.

Gambar 2.4. Tes Transiluminasi b. Pemeriksaan Penunjang 1. Transiluminasi Merupakan langkah diagnostik yang paling penting sekiranya menemukan massa skrotum. Dilakukan dalam ruang gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum. Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat ditembuh sinar. Transmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti hidrokel5. 2. Ultrasonografi USG dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel), vena abnormal (varikokel) dan kemungkinan adanya tumor5. Diagnosis Banding 9

1. Varikokel Varises pada vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Pada anamnesis pasien mengeluh adanya benjolan diatas testis yang tidak nyeri, testis terasa berat dan pasien dengan varikokel biasanya belum mempunyai anak setelah beberapa tahun menikah. Pada pf pasien berdiri dan diminta untuk melakukan maneuver valsava. Pada inspeksi dan palpasi terdapat bentukan seperti cacing didalam kantung yang letaknya disebelah kranial testis dengan konsistensi yang kenyal5,6. 2. Torsio testis. Keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi gangguan vaskularisasi testis yang dapat terjadinya gangguan aliran darah dari testis. Anamnesis keluhan mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan pada skrotum. Sakit perut hebat kadang disertai mual dan muntah, nyeri dapat dirasakan menjalar ke daerah inguinal5,6. 3. Spermatocele Spermatocele adalah benjolan kistik yang berasal dari epididymis dan berisi sperma. Pada anamnesa pasien mengeluhkan adanya benjolan kecil yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik teraba masa kistik, mobile, lokasi di kranial testis, transiluminasi (+), pada aspirasi didapatkan : cairan encer, keruh keputihan 5,6. 4. Hematocele Hematocele adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh trauma. Pada pemeriksaan didapatkan benjolan pada testis, teraba kistik. Pemeriksaan transiluminasi (-) 5,6. 5. Hernia Inguinalis Lateralis Pada anamnesis didapatkan keluhan benjolan di daerah inguinal/scrotal yang hilang timbul. Timbul saat mengedan, batuk, atau menangis, dan hilang bila pasien tidur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan di lipat pada/skrotum pada bayi saat menangis dan bila pasien diminta untuk mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimasukkan kembali ke rongga abdomen. Transiluminasi (-). Terkadang didapatkan bising usus (+) pada auskultasi5,6. 10

6. Tumor testis Tumor testis merupakan keganasan pada pria yang terbanyak pada usia 115-35 tahun. Pada anamnesa didapatkan keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri. Terasa berat paada kantong skrotum. Terkadang juga sering diikuti dengan keluhan penurunan berat badan dan nafsu makan menurun5,6.

Tabel Diagnosis Banding Hidrokel Terapi 11

Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri. Tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu difikirkan untuk dilakukan koreksi3,6. Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi. Aspirasi cairan hidrokel tidak di anjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi 3,6. Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah: 1. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah 2. Indikasi kosmetik 3. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus melakukan herniorafi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto 3,6. Reparasi Hidrokel Persiapan 1. Anestesi umum. 2. Posisi terlentang. Dua teknik utam a digunaka n untuk reparasi hidrokel: 1. Winkleman/Jaboulay Dengan jahitan serap, ikat pinggir tunika di belakang duktus deferens dan kemudian kembalikan testis ke skrotum.

Gambar. tunika di belakang

Jahit

cord

marsupialisasi Winkleman 12

Gambar. Hasil marsupialisasi hidrokel teknik Winkleman 2. Lord Dengan beberapa jahitan cat gut, ikat sisa kantong sekeliling testis sebelum mengikat benang dan mengembalikan testis ke dalam skrotum. Ingat , untuk mengembalikan testis ke dalam skrotum, dan harus membuat rongga dengan

diseksi

tumpul

menggunakan

jari.

Hemostasis sangat penting, luangkan waktu untuk memperhatikan hal ini sebelum menjahit Gambar Plikasi kantong hidrokel teknik Lord

luka. Tutup kulit dengan jahitan terputus benang serap.

Pokok-pokok penting 1. Ingat pada pria usia 35-40 tahun, pikirkan tumor testis – pemeriksaan ultrasonografi preoperatif bisa membantu. 2. Pada usia lanjut dan sakit kronis mungkin lebih sesuai dikerjakan aspirasi jarum berulang. 3. Darah dalam hidrokel dijumpai pada trauma, torsi dan beberapa tumor testis, jadi hati-hati dalam mengerjakan aspirasi hidrokel. 4. Teknik pada anak sama seperti untuk herniotomi inguinale pada bayi. Hidrokel infantil tidak perlu dioperasi kecuali jika menetap sampai usia lebih dari 18 bulan sampai 2 tahun. Komplikasi Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke tastis sehingga menimbulkan atrofi testis3,5. Prognosis 13

Dengan terapi operasi, angka rekurensi adalah kurang dari 1 %3,5.

14

BAB III KESIMPULAN Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihn diantara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik disekitarnya. Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena: (1) Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis. (2) Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Gambaran klinis pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulir melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi. Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi. Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke tastis sehingga menimbulkan atrofi testis.

15

BAB IV DAFTAR PUSTAKA 1. Snell R. Clinical Anatomy by Regions. Boston: Little, Brown, 2012: 131-7. 2. Sobotta J, Putz R, Pabst R, Putz R. Sobotta atlas of human anatomy. Muunchen: Elsevier/Urban & Fischer, 2008: 193-4. 3. Purnomo B. Anomali Traktus Urinarius dalam Dasar-Dasar Urologi Edisi Ketiga, Jakarta: Sagung Seto, 2012: 232-4. 4. Tekgul S. European Association of Urology Guidelines on Hydrocele. Yearbook of Urology. 2014, 2014: 16-17. 5. Wein A, Kavoussi L, Campbell M, Walsh P. Campbell-Walsh urology. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders, 2012: 3584-6. 6. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2010: 915-916

16

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF